Profil Desa Gumelem Kulon

Ketahui informasi secara rinci Desa Gumelem Kulon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Gumelem Kulon

Tentang Kami

Temukan Desa Gumelem Kulon di Banjarnegara, pusat kebudayaan dengan Balai Budaya yang semarak, lumbung padi yang subur, dan warisan arsitektur Kademangan Gumelem. Desa ini menyeimbangkan tradisi agraris dengan kesenian yang hidup dan dinamis.

  • Pusat Kesenian dan Budaya

    Menjadi rumah bagi Balai Budaya Gumelem, pusat kegiatan dan regenerasi seni tradisional seperti Tari Lengger dan Kuda Lumping.

  • Andalan Sektor Agraris

    Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian yang subur, menjadikannya salah satu lumbung padi utama di Kecamatan Susukan.

  • Warisan Arsitektur Kuno

    Menyimpan dan merawat jejak fisik Kademangan Gumelem melalui bangunan-bangunan rumah kuno berarsitektur Jawa yang otentik.

Pasang Disini

Sebagai bagian tak terpisahkan dari narasi historis Kademangan Gumelem yang masyhur, Desa Gumelem Kulon di Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, kini menapaki jalannya sendiri dalam mendefinisikan identitas dan potensi. Berdampingan dengan "saudara tuanya", Gumelem Wetan, desa ini menawarkan perspektif yang berbeda sebuah wilayah yang mengakar kuat pada tradisi agraris, memiliki denyut kesenian yang khas dan menyimpan warisan arsitektur kuno yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu di tepian Sungai Serayu.

Gumelem Kulon merupakan perwujudan dari sebuah komunitas yang hidup dalam harmoni antara warisan leluhur dan geliat pembangunan modern. Keberadaan Balai Budaya Gumelem, rumah-rumah peninggalan demang, serta lahan pertanian yang subur menjadi pilar-pilar utama yang menopang kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi warganya. Desa ini membuktikan bahwa pesona sebuah wilayah tidak selalu harus berada di pusat panggung sejarah, tetapi dapat bersinar melalui kearifan lokal, semangat komunal, dan potensi yang terus digali.

Sejarah Pembagian Wilayah dan Warisan Kademangan

Sejarah Gumelem Kulon berhulu pada sejarah besar Kademangan Gumelem, sebuah wilayah perdikan yang didirikan pada abad ke-16 atas perintah Panembahan Senopati dari Mataram. Pusat pemerintahan kademangan ini pada awalnya menyatu, dengan Ki Ageng Gumelem sebagai demang pertama. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya populasi, untuk efektivitas administrasi, wilayah ini dibagi menjadi dua entitas: Gumelem Wetan (Timur) dan Gumelem Kulon (Barat).

Gumelem Wetan tetap menjadi pusat spiritual dengan adanya Makam Girilangan, sementara Gumelem Kulon berkembang menjadi pusat pemerintahan dan pemukiman baru. Warisan dari masa kademangan ini masih dapat dirasakan hingga sekarang. Salah satu bukti fisik yang paling menonjol ialah keberadaan rumah-rumah kuno berarsitektur Jawa, beberapa di antaranya diyakini merupakan bekas kediaman para demang dan bangsawan Gumelem. Bangunan-bangunan ini, dengan detail ukiran kayu dan struktur joglo yang megah, menjadi jendela otentik untuk menengok kembali kejayaan masa lalu.

"Pembagian ini bukan untuk memisahkan, tetapi untuk mempermudah pengelolaan. Kami tetap satu, Gumelem. Tradisi seperti Sadran Gede selalu kami laksanakan bersama," ungkap salah seorang sesepuh desa. Ikatan sejarah ini terus dirawat, menjadikan Gumelem Kulon dan Wetan sebagai dua sisi mata uang yang saling melengkapi dalam menjaga marwah sejarah Gumelem.

Geografi dan Demografi: Data Wilayah Gumelem Kulon

Secara geografis, Desa Gumelem Kulon terletak di bagian barat wilayah historis Gumelem, berbatasan langsung dengan pusat pemerintahan Kecamatan Susukan, memberikan aksesibilitas yang lebih strategis.

Berikut ialah rincian data wilayah Desa Gumelem Kulon:

  • Luas Wilayah
    Berdasarkan data dari "Kecamatan Susukan dalam Angka 2024" yang dirilis oleh BPS, luas wilayah Desa Gumelem Kulon yaitu sekitar 3,17 km² (317,21 hektare).
  • Batas Wilayah
    • Sebelah Utara: Desa Kemranggon dan Desa Karangjati
    • Sebelah Timur: Desa Gumelem Wetan
    • Sebelah Selatan: Sungai Serayu (berbatasan dengan Kabupaten Kebumen)
    • Sebelah Barat: Desa Susukan
  • Jumlah Penduduk
    Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 mencatat jumlah penduduk Desa Gumelem Kulon sebanyak 5.766 jiwa, yang terdiri dari 2.924 laki-laki dan 2.842 perempuan. Angka ini menunjukkan kepadatan yang cukup tinggi di wilayah yang relatif tidak seluas Gumelem Wetan.
  • Kepadatan Penduduk
    Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, kepadatan penduduk Desa Gumelem Kulon diperkirakan mencapai 1.817 jiwa per km², menjadikannya salah satu desa terpadat di Kecamatan Susukan.
  • Kode Pos
    53475

Topografi Gumelem Kulon cenderung lebih datar dibandingkan Gumelem Wetan, dengan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan persawahan irigasi teknis yang subur berkat lokasinya yang dekat dengan aliran Sungai Serayu.

Perekonomian: Lumbung Padi dan Geliat Industri Rumah Tangga

Berbeda dengan Gumelem Wetan yang bertumpu pada batik, pilar utama perekonomian Desa Gumelem Kulon ialah sektor agrikultur. Lahan persawahan yang luas dan subur menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung padi andalan di Kecamatan Susukan. Para petani di Gumelem Kulon umumnya menggarap sawah irigasi yang mampu panen dua hingga tiga kali dalam setahun, menopang ketahanan pangan lokal dan menyuplai beras ke pasar-pasar terdekat.

Selain padi, masyarakat juga aktif dalam kegiatan perkebunan palawija dan perikanan darat. Pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayuran atau memelihara ikan di kolam-kolam kecil menjadi pemandangan umum, mencerminkan etos kerja masyarakat agraris yang produktif dan mandiri.

Di samping pertanian, geliat industri rumah tangga juga turut menyokong perekonomian desa. Jika Gumelem Wetan dikenal dengan batiknya, Gumelem Kulon memiliki diversifikasi usaha mikro, seperti produksi makanan ringan tradisional, kerajinan anyaman, dan usaha-usaha jasa lainnya. Letaknya yang lebih dekat dengan pusat kecamatan membuka peluang ekonomi yang lebih beragam bagi warganya. Pemerintah desa terus mendorong pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk dapat mewadahi dan memajukan potensi-potensi ekonomi lokal ini secara lebih terstruktur.

Pusat Kesenian dan Budaya: Denyut Nadi di Balai Budaya Gumelem

Keunikan utama yang menjadi pembeda dan kebanggaan Gumelem Kulon ialah perannya sebagai pusat pelestarian dan pengembangan kesenian. Inisiatif ini terpusat di Balai Budaya Gumelem, sebuah ruang publik yang didedikasikan untuk aktivitas seni dan budaya masyarakat. Balai Budaya ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi merupakan sebuah ekosistem kreatif tempat para seniman lokal berkumpul, berlatih, dan berekspresi.

Di sini, berbagai kelompok seni tradisional tumbuh subur. Salah satu yang paling menonjol ialah seni tari tradisional, seperti Tari Topeng Lengger dan Kuda Lumping (dikenal juga dengan sebutan ebeg). Anak-anak muda dan orang dewasa secara rutin berlatih di balai budaya, memastikan regenerasi seniman terus berjalan. Suara gamelan yang mengiringi latihan tari seringkali terdengar, menjadi penanda denyut kebudayaan yang hidup di jantung desa.

"Balai Budaya ini adalah rumah kami. Di sinilah kami menjaga agar kesenian warisan nenek moyang tidak lekang oleh zaman. Kami ingin anak-anak muda bangga dengan budayanya sendiri," ujar salah seorang penggiat seni di Gumelem Kulon.

Selain seni pertunjukan, Balai Budaya juga menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai acara adat, lokakarya budaya, dan menjadi titik kumpul dalam perayaan tradisi bersama seperti Sadran Gede. Keberadaan fasilitas ini menjadi fondasi penting dalam upaya desa memperkuat identitas budayanya di tengah arus modernisasi.

Merajut Identitas Mandiri dalam Kebersamaan

Desa Gumelem Kulon adalah contoh nyata bagaimana sebuah wilayah mampu membangun identitasnya sendiri sambil tetap menghormati akar sejarah bersama. Dengan fondasi ekonomi agraris yang kokoh, semangat kesenian yang membara di Balai Budaya, dan warisan arsitektur yang terjaga, Gumelem Kulon menawarkan pesona yang otentik dan bersahaja.

Tantangan ke depan ialah bagaimana mengintegrasikan potensi ini menjadi sebuah paket daya tarik yang lebih dikenal luas. Sinergi antara pemerintah desa, para petani, pelaku UMKM, dan para seniman menjadi kunci untuk membuka peluang baru, baik di bidang pariwisata edukasi, agrowisata, maupun ekonomi kreatif. Gumelem Kulon tidak hanya hidup di bawah bayang-bayang sejarah besar Kademangan Gumelem, tetapi secara aktif menulis babak barunya sendiri—sebuah cerita tentang kemandirian, kreativitas, dan harmoni komunal.